Tuesday, May 26, 2020

PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi putih selama berbulan bulan, menggarap lahan, menyemai bibit, dan memupuk serta merawat nya hingga panen..


Telah diperhitungkan waktu panen saat ramadhan menjelang lebaran, karena biasanya pengalaman tahun tahun sebelumnya sayuran dihargai lebih tinggi..

Qadarullaah.. terjadi pandemi.. hati petani resah, setiap hari mencari informasi tentang perkembangan kondisi, dan ternyata berhembus kabar bahwa pemerintah melakukan pencegahan penyebaran dengan melaksanakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Petani ini adalah salah satu suplier sayuran ke pasar induk di Jakarta , namun dengan psbb tak ada lagi aktifitas jual beli kesana. Hatinya semakin gundah.. terbayang panen kali ini tak bisa di jual sesuai ekspektasi.

Tengkulak berkeliaran, menawarkan "solusi" ,membeli semua hasil panen namun dengan harga murah.

"Kami cuma mau bantu aja, sebenarnya belum tau juga mau jual kemana, orang ga boleh kemana-mana, ya..itu sih terserah kalo mau(jual) silahkan, kalo ga mau ya gapapa.. kita kasian aja..sayuran ga di panen kan sayang.."  bujuk tengkulak menekan. Harga.

Petani bimbang.. harga beli tengkulak ga masuk akal seandainya setara dengan modal pun sudah rugi tenaga dan waktu, apalagi ini dibawah modal, ruginya banyak...

Teman teman petani ini banyak juga yang akhirnya menjual ke tengkulak..

"Tuh si Acep juga jualnya ke saya, dari pada udah dipetik dibawa ke Jakarta dijalan nanti disuruh puter balik, rugi ongkos rugi tenaga mau dikemanain ntar sayurannya?" Ujar tengkulak..

Petani memilih bersabar..

"Nanti saya diskusi dulu sama orang rumah" petani berdiplomasi

"Ya ,terserah jangan lama lama ya, ntar keburu kehabisan duit saya sama yang lain.." tengkulak pakai jurus pamungkas..

"Ditunggu sampai seminggu sebelum lebaran aja pak siapa tau ada perubahan peraturan" nasihat istrinya

Tiba sepekan sebelum hari raya, keadaan tak kunjung membaik, harga sayur jungkir balik.

Betapa sedihnya petani..

Selepas shalat subuh, ia pergi ke kebun..
Sepanjang jalan ia terus bershalawat..
Tiba di kebun, ia lepaskan pandangan ke hamparan sayur yang subur,segar dan menghijau. Butiran airmata menetes membasahi pipinya, disentuhnya daun daun sawi itu lembut seraya, berdoa kepada Allaah swt.

"Ya Allaah, Engkau menjadi saksi hamba sudah maksimal ikhtiar, mohon berikan hamba ampunan dan rahmatMu.. jika sekira dosa dosa hamba menjadi penghalang datangnya rezeki mu ampuni lah hambaMu ini ya Allaah.. berikanlah kami rahmatMu petunjuk agar kami tak salah langkah.. ya Allaah.. beri hamba kekuatan dan ketenangan menghadapi takdir ini..hamba percaya tak ada yang sia sia atas segala ciptaanMu."  Doa petani pagi itu diantara pohon pohon sayur..

Dilihatnya berita dari handphone, kabar tentang betapa banyak orang yang tak punya meski hanya untuk sekedar makan. Mereka tak mampu beli lauk atau sayur.. padahal biasanya mungkin merekalah konsumen petani selama ini .

=>Titipan ngelapak <=
M-BIOPRO

==>> Dapatkan M-BIOPRO, Klik DISINI <<==

Dan siapakah yang mampu menggerakkan hati, tangan dan langkah petani yang kemudian memiliki keyakinan untuk menjual semua sayuran itu hari ini.. iya, beliau menjual semua sayurnya bukan kepada manusia, melainkan kepada pemilik rezeki pecipta manusia. Di tutupnya portal berita setika itu juga, dan dengan mantap ia berkata "Wahai Allah aku akan jual semua sayuran ini kepadaMu, jika semua pasar tak mampu membeli dengan harga yang pantas, maka aku yakin hanya Engkaulah yang sanggup membayar dengan harga terbaik, akan aku panen semua sayuran ini dan aku akan anterkan pada mahlukMu yang membutuhkannya, aku mohon ya Allah terimalah amal kami.." seru petani sambil berderai airmata..

Matahari belum terlalu tinggi ini ramadhan hari ke 26 besok hari ke 27, di waktu duha diantarnya segerobak penuh sayur ke pesantren disekitar tempat tinggal petani .

"Ambillah, semua sayuran ini sudah di bayar, saya hanya diminta mengantarkannya kesini" jawab petani ketika ditanya berapa harga semua sayur tersebut.

Selanjutnya diantar ke Rumah Sakit, ke Puskesmas, ke mesjid, ke kampung pemulung, ke tetangga- tetangga, yang mampu apalagi yang kurang mampu, ke rumah para assatidz ,sampai ke balai desa.

Menjelang magrib baru selesai prosesi kurir sayuran dikerjakan.

Selepas shalat magrib dan berbuka ,badan petani terasa amat kelelahan, kakinya pegel pegel, sakit semua. Namun entah bagaimana hatinya bahagia, tak ada sedih, tak ada kuatir,tak ada penyesalan atas "kekonyolan" yang ia kerjakan bersama keluarganya seharian ini

Sore itu entah ada berapa ratus perut yang terisi dengan menu sayuran yang sehat, dan setiap pemilik perut tersebut berdoa dan bersyukur kepada Allaah.. doa mereka hampir sama "semoga Allah , membalas kebaikan siapapun yang memberi sayuran ini dengan kebaikan dan keberkahan yang berlimpah"

Barangkali itulah asbab ketenangan jiwa yang dirasakan petani..

Tak ada serupiah pun yang ia bawa meski seluruh "dagangannya" habis terjual hari ini..

Hingga keesokan harinya tiba tiba seseorang menghubunginya via Wa, dari nomor yang tak ia kenal..

"Pak Ade, saya Imron kita belum pernah jumpa tapi saya mendengar tentang bapak dari pak Kades tadi siang, katanya bapak panen sayur lalu dibagikan gratis ke warga, kalo boleh saya ingin menitipkan infaq kebetulan ini bulan Ramdhan , mungkin Tak banyak, namun semoga bermanfaat untuk membeli benih dan pupuk agar bapak bisa tetap bertani setelah ini..bisa saya minta no.rek bapak?"

Demikian isi pesan di what's up yang diterima petani

Kawan jika ditaksir tengkulak seluruh kebun dihargai 1,5 juta.

Padahal modalnya 3.5 juta rupiah.. panen diharapkan pak tani mendapat 5 juta rupiah.

Namun karena dijual kepada Allah maka harganya diberi harga terbaik ...dibayar dua kali lipat yaitu mnjd Rp.10.000.000,-

dan masih ada harapan balasan pahala surga insyaallaah..

Ibarat petani, sebenarnya kita semua juga bs memiliki peluang yang sama.

Sungguh jual beli yang tak akan pernah menemukan kata rugi adalah berjual beli dengan Rabb kita Allaah SWT.


“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti menanam sebuah biji, yang darinya tumbuh tujuh tandan,” (Surat Al-Baqarah ayat 261).

Copas : grup expegawai

Sunday, April 26, 2020

TERAPI MEMAAFKAN "SELF HEALING"



"SEMAKIN CEPAT ANDA MEMAAFKAN, SEMAKIN MUDAH ANDA MELUPAKAN"
Memaafkan memang sesuatu yang berat, tetapi lebih berat lagi jika anda tidak mampu memaafkan, selamanya anda akan merasa marah, benci, sakit hati dll, hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap Kesehatan anda, Bisnis anda dan Bahkan Karir Anda.

Memaafkan adalah salah satu cara yang ampuh untuk menyelesaikan unfinished business dalam diri kita, khususnya jika hambatan psikis yang kita alami terjadi karena peran orang lain. Meski begitu, memaafkan bukan hanya untuk orang lain, akan tetapi juga yang lebih sering untuk diri kita sendiri. 
Berikut beberapa alasan kenapa orang tidak mau memaafkan

1. Merasa menjadi korban, merasa  diri sendiri 100% benar dan orang yang menyakiti 100% salah
Ketika kita tidak memaafkan orang yang menyakiti kita di masa lalu, maka kita tidak berfokus pada perasaan tersakiti dan ilusi bahwa kita menjadi korban kehidupan. Seseorang sulit memaafkan karena ia merasa menjadi korban. Ketika seseorang merasa menjadi korban, maka ia mengesampingkan peran serta bahwa dirinya juga memiliki peran dari terjadinya peristiwa yang dialami dan peran serta pemaknaan terhadap peristiwa tersebut. Memaafkan adalah menerima keadaan yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi.

2. Merasa rugi kalau memaafkan
“kok enak dia yang menyakiti aku, membuat aku menderita bertahun-tahun, tapi kok aku di suruh memaafkan…”.

Sebenarnya siapa yang rugi kalau kita belum memaafkan orang lain? Yang rugi adalah kita sendiri! Orang yang menyakiti kita mungkin sudah melupakan apa yang ia lakukan kepada kita, akan tetapi kita masih berkutat dengan pengalaman yang kita maknai buruk tersebut, sehingga hal ini menguras pikiran dan emosi. Kita menjadi tidak enak makan, tidak nyenyak tidur, tidak tenang pikirannya.

3. Tidak tahu caranya memaafkan
Beberapa orang tidak tahu bedanya antara memaafkan dan melupakan. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin melupakan peristiwa buruk yang menimpa mereka. Faktanya kita tidak pernah bisa melupakan apa yang pernah terjadi pada kita. Terlebih pengalaman yang masih mengandung muatan emosi negatif yang kuat. Ia akan selalu naik ke kesadaran kita, meskipun kita tekan pikiran ini, ia akan muncul melalui mimpi, lamunan maupun terproyeksi melalui kata-kata, perbuatan dan sikap kita. 

Uring-uringan berlebihan terhadap masalah yang kecil, adalah salah satu contoh manifestasi dari masalah dalam diri seseorang yang belum terselesaikan dan sedang di tekan. Ia muncul dalam bentuk lain dengan sasaran yang tidak relevan. Untuk itulah menjelaskan kepada klien tentang memaafkan menjadi sangat penting. 

Memaafkan bukan melupakan. Memaafkan adalah menerima peristiwa atau situasi di masa lalu sebagai pengalaman yag tidak terpisahkan. Memaafkan juga berarti menghilangkan perasaan negatif terhadap suatu peristiwa maupun seseorang, tetap bisa mengingatnya namun tidak lagi merasa “sakit”. 


4. Tidak tahu kalau belum memaafkan
Tidak semua orang tahu bagaimana cara memaafkan yang benar. Ada seorang klien yang mengatakan kepada saya bahwa ia sudah memaafkan setulus hati suami yang pernah menyakitinya. Bahkan sudah menerima kembali menjadi bagian dari hidupnya. Akan tetapi ia bingung, kenapa ia masih sakit hati jika teringat peristiwa di masa lalu dan selalu menyalahkan suaminya atas yang pernah terjadi. 

Ini penting! Apa bedanya memaafkan dan mengampuni? Kita di sebut memaafkan jika perasaan negatif kita terhadap pelaku sudah tidak ada. Akan tetapi kita disebut mengampuni jika kita mengijinkan lagi ia kembali pada keadaan semula sebelum peristiwa menyakitkan itu terjadi. Dalam contoh kasus diatas, klien saya sudah mengampuni suaminya, akan tetapi belum memaafkan.

5. Memaafkan dengan syarat
“Saya akan maafkan jika ia sudah berubah”, “saya akan maafkan kalau dia meminta maaf duluan”, “saya maafkan kalau dia sudah membayar uang yang di curinya”.

Memaafkan bukan tentang orang lain, melainkan tentang diri kita sendiri. Jika kita menunggu orang lain berubah baru kita memaafkan, apakah hal tersebut tidak terlalu berat? Untuk berubah membutuhkan kesadaran dan tekad yang kuat. Apakah orang yang kita syaratkan tersebut akan mau berubah? Kalaupun mau apakah ia akan benar-benar melakukan dan konsisten dengan perubahannya? Tentu ini menjadi tidak relevan jika kita jadikan syarat untuk kita memaafkan. 

Kita bisa saja memaafkan orang lain dengan segala kondisinya saat ini, karena memaafkan adalah untuk kebaikan kita sendiri. Kita boleh saja berharap orang tersebut berubah, akan tetapi kita tidak bisa memaksanya, biarkan Tuhan yang menentukan.

Ketika suatu pengalaman negatif dimaknai secara positif dan akhirnya berubah menjadi positif atau paling tidak, netral. Maka ia tidak lagi menjadi fokus perhatian pikiran kita, dan tentu saja kita bisa melanjutkan hidup kita dengan berganti fokus kepada yang lebih positif.

Bagaimana menurut Anda?

Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

Hiu Kecil itu ternyata Covid -19, Tahu kenapa..?, ini dia jawabanya..


APABILA alam terkembang ialah guru, sehingga di sekitar kita terdapat banyak kisah-kisah yang menginspirasi. Salah satu di antaranya ialah pelajaran bernilai yang ditemukan penangkap ikan Jepang yang kerap menangkap ikan salmon. Kisah itu menjadi kisah motivasi yang melegenda, dikisahkan turun-temurun, serta membuat spirit dan karakter bangsa Jepang agar kuat mental dan tangguh.

Di negeri sakura itu, ikan salmon akan terasa nikmatnya saat diolah dalam keadaan hidup. Sejak lama, para nelayan menangkap ikan itu di sekitar perairan Korea. Demi menjaga agar ikan itu tetap hidup saat dibawa ke daratan, para penangkap ikan lalu membawa kontainer atau kolam di kapal lalu menyimpan seluruh ikan salmon tersebut. 

Herannya, saat sampai di pelabuhan terdekat, hampir seluruh ikan salmon itu dalam keadaan mati. Para penangkap ikan lalu memutar otak. Mereka mengontak para ahli yang berusaha memecahkan misteri itu. Berbagai inovasi bermunculan. Mulai dari menyediakan makanan ikan, hingga mengatur gelembung udara di dalam kolam. Namun, seluruh inovasi itu gagal. Ikan salmon itu tetap saja mati. Suatu hari, ada satu kapal yang sukses membawa sekolam ikan salmon yang tetap hidup. Para penangkap ikan heboh, lalu berusaha menemukan penjelasannya. 

Ternyata, rahasianya ada pada seekor anak ikan hiu yang dimasukkan ke kolam itu. Ukuran hiu itu terlampau kecil sehingga tak mungkin memakan ikan salmon. Akan tetapi, keberadaan seekor hiu kecil itu menjadikan seluruh salmon ketakutan. Mereka terus bergerak untuk menghindar. Saat ikan hiu itu mendekat, seluruh salmon akan segera menjauh. Mereka berusaha menjaga jarak agar tak terlalu dekat bersama predator itu. 

Ternyata pergerakan salmon yang selalu menghindar itulah yang menjadikannya tetap hidup. Para salmon itu dalam keadaan was-was dan khawatir sehingga nalurinya untuk bertahan hidup bangkit. Apabila tak ada hiu, sehingga para salmon itu cuma diam di tempat hingga akhirnya perlahan kehadapatn oksigen dan mati. Tapi ketika hiu muncul, para salmon itu bergerak lebih aktif, berusaha kabur, sehingga mereka tetap hidup. 

===    Titipan lapak  ===
M-BIOPRO Herbal Probiotik Solusi 1001 Penyakit
M-BIOPRO Herbal Probiotik Solusi 1001 Penyakit,
==>>   ORDER KLIK DISINI
  <<==

Demikianlah salah satu pelajaran dari alam semesta Kisah ini menyimpan butir-butir pengalaman bernilai. Sebagaimana salmon itu, orang akan semakin gigih berusaha saat berhadapan bersama tantangan atau ketakukan-ketakutan kecil.

Setiap tantangan akan membuat adrenalin naik yang menjadikan seseorang akan berusaha untuk mengatasinya. Proses berusaha dan bertahan itu yang akan menjadikan seseorang tetap bertahan di tengah berbagai kondisi. Dia akan tetap hidup sebab dirinya selalu bergerak untuk mengatasi masalah Kehidupan serupa kolam berisi ikan salmon itu.

Tanpa ada tantangan, sehingga orang akan berada dalam zona nyaman, hingga tak sadar kalau berbagai masalah tersebut dapat mendera dan menenggelamkan peradaban. Tanpa tantangan, seseorang akan menjalani rutinitas sehari-hari sehingga tak sadar kalau kehidupannya begitu-begitu saja dan membosankan, sehingga pada satu titik seseorang dapat terpuruk Saya teringat tulisan sejarawan Arnold J Toynbee tentang dinamika Toynbee hendak menjelaskan tentang peradaban yang bertahan dan peradaban yang punah. Katanya, seluruh peradaban mengadapi tantangan. Cuma yang dapat menemukan cara kreatif untuk menghadapi tantangan, serta berselancar di tengah perubahan, yang akan keluar sebagai pemenang. Apabila salmon itu ialah pengibaratan dari diri kita, sehingga tak ada jalan lain.

Demi mengoptimalkan seluruh potensinya, sehingga kita pun harus terbiasa menghadapi tantangan. Kita harus berani menantang diri kita agar kelak dapat berjalan selaras bersama kehidupan, dan memaksimalkannya untuk menguatkan diri kita. Semakin banyak masalah, semakin banyak tantangan, pengalaman bertempur kita akan semakin terasah.

Apabila kemampuan mengatasi masalah itu tumbuh dan mengakar dalam diri kita, sehingga kehidupan akan selalu menantang, dan membahagiakan buat kita. Masalah akan menjadi vitamin yang semakin menyempurnakan perjalanan kita. 

Apabila salmon itu dapat tetap hidup karena bergerak menghindari masalah, kita akan jauh lebih tangguh dan jauh lebih perkasa saat melalui satu demi satu permasalahan. Dan setiap kali melalui satu masalah, kita akan tersenyum dan menjadikannya sebagai satu pelajaran bernilai yang serupa tangga telah membawa kita ke posisi lebih tinggi Seluruh masalah akan menjadi guru yang terus membesarkan diri dan karakter kita.

Covid-19

Di masa Pendemi Covid-19 ini, Covid-19 secara tidak langsung menjadikan semua orang berfikir keras dan mengubah perilakunya, bagaimana agar tetap bisa bertahan hidup dan selamat dengan keadaan seadanya, yang biasanya kerja di kantor harus kerja dirumah, yang punya anak biasanya di percayakan pendidikannya ke guru di sekolah, sekarang pendidikan diselenggarakan secara online dan membuat semua orang tua harus menjadi guru sehingga tidak jarang orang tua yang mulai membuka dan membaca buku-buku parenting lagi, yang biasanya berjualan offline sekarang harus berjualan online, sehingga memaksa orang untuk belajar internet. pun demikian juga di dunia kerja, Setiap pekerjaan dikerjakan secara online dari rumah, rapat dan pertemuan-pertemuan beralih menjadi rapat online dengan google meet, Zoom dll.

Yang sebelumnya sebagian orang kurang memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya sekarang menjadi sangat perhatian, dampaknya berbagai suplemen kesehatan untuk menjaga imunitas tubuh diburu setiap orang dan dampaknya suplemen kesehatan pun menjadi barang yang paling di cari oleh setiap orang, yang jarang mandipun sekarang jadi sering mandi, minimal cuci tangan :D :D kini semua orang berusaha hidup bersih.

Bagi umat Muslim khususnya para pria, jadi sering menjadi imam sholat berjamaah bersama keluarga, bagi sebagian orang ini moment yang jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing di tempat kerja sehingga sholat masing-masing ditempat kerja.

Yah ternyata Covid-19 telah berhasil menjadi Hiu kecil yang membuat setiap manusia berfikir solusi dari zona nyaman dan mengubah perilaku dan kebiasaanya selama ini.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian alam ini, dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.

Friday, July 5, 2019

TAHUKAH ANDA?, MASA ANAK-ANAK YANG SANGAT BERPENGARUH PADA MASA DEPAN | SADAR PARENTING

PERISTIWA KECIL DI MASA ANAK-ANAK YANG SANGAT BERPENGARUH PADA MASA DEPAN
ditulis oleh : Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog. Seorang Psikolog dari Brilian Psikolog Surabaya yang telah menghasilkan karya buku antara lain BUKU SADAR PARENTING

Beberapa hari yang lalu kami mengadakan pelatihan hipnoterapi klinis, yang kebanyakan di ikuti oleh psikolog klinis yang aktif berpraktik.

Saat sesi Live Therapy, salah satu peserta bersedia menjadi subjek untuk dibantu hambatan dalam dirinya menggunakan hipnoterapi. Sebut saja namanya Bu Neni (bukan nama sesungguhnya).

Bu Neni ingin dibantu untuk mengatasi perasaan kurang percaya diri saat menangani klien, maupun saat mendapat tugas-tugas penting dari instansi pemerintah. Ia mengatakan bahwa bukannya ia tidak mampu, faktanya ia sudah memiliki keahlian yang mumpuni setelah banyak mengikuti pelatihan-pelatihan. Akan tetapi perasaan kurang percaya diri itu masih saja mengganggu.

Saya bertanya bagaimana persisnya "perasaan kurang percaya dirinya " itu, ia mengatakan bahwa ia merasa tidak percaya diri jika tidak ada orang yang mensupervisi dirinya. Ia merasa takut jika ada kesalahan atas hasil kerjanya tersebut.

Lalu saya tanya kembali, apakah ia pernah melakukan kesalahan yang berarti saat menjalankan praktiknya? ia mengatakan tidak pernah sekalipun, bahkan peminta jasanya kembali lagi meminta jasanya di kemudian hari serta mengatakan bahwa hasil kerjanya cukup bagus. Jadi ia berpendapat bahwa ini lebih karena mental block.

Saya bertanya dari 0 sampai 10, dimana 0 adalah sangat tidak percaya diri dalam menghadapi kasus, dan 10 adalah perasaan sangat percaya diri. Ia menjawab ada di angka 6. Goalnya adalah berada di angka 10.

Terapi saya mulai dengan melakukan induksi dave elman agar Bu Neni langsung memasuki kondisi trance yang cukup dalam. Hal ini penting saya lakukan untuk memperagakan bagaimana melakukan regresi kepada klien.

Setelah berada pada kondisi trance yang dalam, saya membantu Bu Neni untuk mencari akar masalah ketidakpercayaan dirinya ini. Hingga sampailah pada suatu peristiwa di masa kecilnya.

Saya bertanya :
"Jika anda sudah sampai pada situasi yang relevan dengan perasaan Anda, maka silahkan gerakan jari telunjuk tangan kanan Anda"

Dan ia pun menggerakan jari telunjuk kanannya.

"Baik Bu Neni, rasanya seperti di dalam ruangan atau didalam ruangan?"

"Didalam.." Bu Neni menjawab

" Pagi, siang atau malam hari saat ini?"

"Malam"

"Apa yang anda lihat?"

"Kakak, buku tulis, pensil..", Bu Neni mulai terisak menangis.

"Laporkan apa yang sedang terjadi"

Singkat cerita Bu Neni mengatakan bahwa ia sedang belajar bersama kakak-kakaknya, dan ia di pukul tangan kanannya oleh sang Ayah karena tidak bisa menulis angka 3.

Neni kecil merasa sangat sedih dan merasa bahwa ia tidak bisa apa-apa, seperti yang di harapkan Ayahnya.

Saya menggunakan teknik forgiveness therapy untuk mengekspresikan perasaan kesal dan sedih Neni kecil kepada sang Ayah. Setelah itu menggunakan gestalt, memanggil introject ayahnya untuk berbicara mengenai "maksud baik" sang Ayah memukul tangan Neni kecil.

Ayah mengatakan bahwa ia menginginkan anaknya menjadi orang sukses di masa depannya. Ia ingin anaknya sekolah yang tinggi dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia tidak ingin anaknya mengalami kesulitan hidup seperti dirinya. Inilah maksud baik sang Ayah.

Setelah introject Ayah mengungkapkan maksud baiknya ini, ia saya minta memeluk Neni kecil dan meminta maaf atas perbuatannya. Sang Ayah juga memberi "wejangan" untuk Neni kecil agar lebih percaya diri.

Saya kembalikan kehadiran Neni kecil, dan untuk menutup bagian ini, saya meminta Neni kecil untuk menulis angka 3 dengan sangat bagus dan sempurna. Tangan Bu Neni bergerak seolah melukis angka tiga di udara, hingga beberapa kali dengan raut wajah yang penuh ekspresi.

Terakhir saya mengembalikan peran Neni kecil dan kembali pada Neni dewasa. Neni dewasa merangkul Neni kecil dan mengatakan padanya bahwa Neni dewasa selalu ada untuknya.

Setelah semua selesai, saya memberi direct suggestion lalu terminasi.

Saat kembali ke kondisi non hipnosis, Bu Neni benar-benar terkejut bahwa perasaan kurang percaya diri yang disebutnya "mental block" ini, ternyata berasal dari peristiwa yang tidak terlalu penting dan remeh di masa kecilnya. Ia bahkan sudah tidak mengingat peristiwa ini dan bingung kenapa bisa peristiwa itu yang dialaminya kembali dalam regresi.

Peserta lain bertanya tentang bagaimana rasanya berada dalam regresi, Bu Neni mengatakan bahwa rasanya sangat nyata. Ia melihat dengan detil semuanya dan rasanya seperti berada disana, di masa lalu itu, saat ia kelas 1 SD.

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa kejadian-kejadian yang kita anggap tidak terlalu penting, ternyata dianggap sebagai kejadian penting oleh anak, bahkan dapat memengaruhi kehidupannya secara signifikan.

Anak yang area kritisnya belum terbentuk sempurna sangat mudah menyerap informasi dari luar, terlebih dari orangtuanya yang dianggap figur otoritas. Pada kasus Bu Neni, ia juga mengalami emotional intense yang membuat peristiwa itu membekas kuat dalam ingatannya. inilah yang disebut 'imprint'.

Bu Neni mungkin tidak merepresentasikan seseorang dengan pola asuh yang buruk, namun diluar sana banyak sekali orang dewasa yang mengalami mental block, bahkan gangguan psikologis karena dampak pola asuh yang kurang tepat.

Lalu apakah ini artinya kita tidak boleh kasar dengan anak Pak Danang?

Oh, saya tidak bilang seperti itu. Bahkan bersikap selalu lembut terhadap anak juga akan membuatnya lemah.

Kita perlu menyesuaikan kadarnya yang tepat, dan ini tentu saja tidak mudah. Yah! menjadi orangtua memang tidak pernah mudah. Dan ini tugas mulia dari Tuhan.

Bagaimana menurut Anda?

Yap, jika anda ingin lebih terampil dalam hal Parenting anda boleh dapatkan rahasia parenting yang telah dikupas oleh Psikolog ini silahkan MILIKI SAJA BUKU SADAR PARENTING dengan hubungi WA : 0813.9109.3775 atau klik tombol order dibawah ini :




Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog
(Brilian Psikolog Surabaya)

Friday, June 21, 2019

TIPS MEMBALIK SHAMING QUESTION MENJADI KEMENANGAN ANDA

Beberapa hari yang lalu, jelang Hari Raya Idul Fitri, viral ‘Surat Peringatan’ berjudul “HINDARI FRIEND FAMILY SHAMING” dengan mendaftarkan beberapa contoh pertanyaan yang beresiko mempermalukan seperti “Kapan nikah?” “Kok belum punya anak?” "Wah Rambutmu Sudah Ubanan?" dsb.

Sayangnya surat peringatan tersebut tidak disertai dengan tips merespon shaming question tersebut. Akibatnya, setiap orang lalu membuat teknik responnya masing-masing sesuai dengan karakter mereka. Ada yang dengan cara mengekspresikan kemarahan yang agresif, ada yang dengan cara diam, menjawab sinis, dsb.

Apapun respon Anda terhadap shaming question, bagi saya bukanlah hal penting dan utama. Pertanyaan pentingnya “Apa yang Anda inginkan terjadi melalui respon Anda itu di tengah acara silaturahmi keluarga dan sahabat yang semestinya penuh kekeluargaan, keakraban dan kegembiraan?”

Mari kita analisa beberapa skenario respon terhadap stimulus ‘shaming question’ yang sama. Misalnya, ada pertanyaan polos dengan niat baik dari kerabat atau teman “Kapan nikah nih? Inget umur lhoo…” terhadap seorang kerabat atau teman perempuan yang sudah berusia di atas 35 tahun.

Ada beberapa pola kemungkinan respon:

- Respon Pasif: “Ehh, nggak tau…” (tidak bisa merespon dan ‘mati-gaya’ dan lalu sakit hati dan hilang selera makan. Hehe...).

- Respon Agresif: “Nggak sopan kamu nanya begitu!” Plakk‼ (sambil tamparan hinggap di pipi si penanya. Setelah itu kemungkinan langsung terjadi huru-hara di acara yang seharusnya penuh keakraban itu).

- Respon Pasif-Agresif: “Eeh, belum nih. Aku nggak punya keberanian kayak kamu yang nekad hamil duluan biar bisa nikah cepet.” (sambil tersenyum sinis dan meninggalkan si penanya. Bisa jadi suasana langsung hening...!).

- Respon Asertif: “Memangnya kalau aku nikah kamu mau kasih kado apa sih? Sori saya belum bisa jawab ya…” (dengan wajah ramah dan senyum manis).

Catatan: respon asertif sebenarnya sudah cukup baik untuk mengcounter shaming question. Namun saya menawarkan respon yang kiranya lebih baik lagi:

- Respon Positif-Empatik-Rendah Hati (saya singkat PER): “Wah, aku memang nggak (belum) seberuntung kamu nih. Salut, kamu bisa dapat pasangan ideal, dan sekarang punya keluarga yang sukses dan bahagia pula. Apa sih rahasianya…?” (Ucapkan dengan antusias, tulus dan gembira, dan kemudian simak apapun jawabannya. Lalu perdalam jawabannya dengan pertanyaan-pertanyaan kecil lanjutan namun sesuaikan dengan konteks situasi. Setelah dirasa cukup, alihkan ke topik lainnya yang lebih umum).

Dengan teknik respon ini, maka yang terjadi kemudian adalah:

- Pertama, si penanya kemungkinan tak menduga bahwa pertanyaannya yang cenderung bernada prihatin dan bahkan merendahkan, malah dibalas secara positif dengan sanjungan.

- Kedua, karena Anda menjawab dengan antusias dan gembira, orang-orang di sekitar Anda tidak menganggap Anda bermasalah dengan kondisi Anda. Anda dinilai baik-baik saja, bahkan sangat baik.

- Ketiga, karena fokus pembahasan Anda alihkan kepada dirinya, maka Anda tak lagi menjadi pusat perhatian. Latih kemampuan untuk dengan cepat mengetahui hal positif, minat, kesukaan dan keunggulan-keunggulan dari teman bicara. Inilah bahan untuk mengubah fokus.

.......

Dengan teknik berespon yang sederhana namun positif seperti di atas, Anda sesungguhnya telah memberikan mereka apa yang mereka butuhkan secara psikologis sebagai manusia. Paling tidak Anda sudah mengespresikan 5 prinsip sukses untuk komunikasi antar-pribadi. Mari kita bahas satu per satu:

1. Karena Anda mengalihkan fokus pembahasan dari diri Anda kepada dirinya dan bahkan lebih berminat menyimak tentang dirinya, Anda telah melakukan prinsip ini: “Minat dan perhatian seseorang kepada orang lain tidaklah sebesar terhadap dirinya sendiri“. Efeknya, mereka menjadi bersikap positif dan menyukai Anda.

2. Karena Anda telah dengan tulus memujinya, anda memenuhi prinsip ini: “Setiap orang ingin dan suka dihargai”. Inilah kebutuhan dasar setiap orang sebagai mahluk social. Harigailah secara proporsional, tidak kurang dan tidak berlebihan. Maka kenangan baik tentang Anda akan tersimpan di benak dan hatinya.

3. Karena Anda telah melekatkan label ‘SUKSES dan BAHAGIA’ kepadanya, Anda telah menerapkan prinsip ini: “Semua orang ‘normal’ mendambakan tiga hal utama dalam hidupnya: menjadi Bahagia, Sehat dan Sukses”. Jadi, lekatkanlah minimal satu dari tiga hal tersebut kepada siapapun teman bicara Anda atau keluarganya, ia akan tersanjung dan merasa gembira. Bisa jadi mereka akan balas memuji Anda. Tapi ingat, lekatkan secara natural dengan alasan yang masuk akal dan tidak lebay. Contoh pernyataan lebay: “Kamu sehat bangeet!” terhadap seseorang de facto obesitas. Lebih baik puji dengan kata “Wah, keliatan makin sukses nih!” Tanpa perlu menyinggung soal tubuhnya yang semakin gemuk.

4. Karena Anda telah memperhatikan ceritanya dengan penuh minat dan antusias, Anda telah mengimplementasikan prinsip sukses komunikasi ini: “Kita mudah menyukai dan akrab dengan orang yang punya kesamaan minat dengan kita dan menyukai kita dengan tulus”.

5. Dan karena Anda bertanya meminta saran kepada orang yang mengomentari Anda, Anda pun telah memenuhi prinsip sukses ini: “Kebanyakan dari kita lebih suka mengajar orang lain ketimbang diajari.”

Dengan teknik jawaban Positif-Empatik-RendahHati (PER) seperti di atas, saya percaya si penanya dan siapapun yang mendengar respon Anda mungkin sekali akan menjadi ‘jatuh hati’ pada Anda. Anda tetap terhormat dan menjadi sang ‘Bintang’ di dalam pertemuan itu, bahkan bisa jadi ada yang diam-diam lalu mengagumi Anda… ;)

Pondasinya ada pada sikap dan perilaku positif, empatik dan rendah hati. Inilah membuat Anda diterima dan disukai oleh siapapun juga. Jika masing canggung belum biasa, lakukan dan nikmati saja. Lama-lama akan terbiasa.

Saya percaya dengan sikap dan perilaku positif, empatik dan rendah hati, diri Anda bukannya menjadi rendah tetapi malah tinggi dan mulia di mata dan di hati setiap orang yang berinteraksi dengan Anda.

Akhirnya, selamat bersilaturahmi dengan keluarga dan para sahabat Anda di hari Raya Idul Fitri yang indah ini…

di tulis Oleh: Frans Budi Santika (Professional Communication Trainer & Coach)

Sunday, June 9, 2019

Idul Fitri 2019 Moment Tepat Sambung Silaturahmi Pasca Pilpres 2019

Buat Umat Islam, tentu hari Rabu tanggal 5 Juni 2019 merupakan hari yang sangat membahagiakan, karena pada hari itu seluruh umat Islam seluruh dunia atau setidak-tidaknya umat Islam di Indonesia merayakan hari Raya Idul Fitri, sebuah hari yang hadir setelah umat Islam melaksanakan puasa selama satu bulan yaitu Bulan Ramadhan.

Idul Fitri memang hari yang sangat special bagi umat Islam Indonesia khusus, dimana sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia bahwa setiap datang Idul Fitri selalu menyempatkan untuk pulang kampung halaman untuk mengunjungi dan berbagi THR, berbagi kebahagian untuk orang-orang terkasih seperti Orang tua, keluarga, saudara, sanak family yang pada hari-hari biasa jarang dilakukan.  

Idul Fitri tahun 2019 ini, sedikit berbeda dengan tahun tahun-tahun sebelumnya, perbedaan tersebut yaitu karena pada tahun ini Idul Fitri Negara Kita Indonesia baru saja merayakan pesta demokrasi  dari mulai memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tingkat Kabupaten hingga Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2019 - 2024. salah satu dampak dari pesta demokrasi tersebut tidak jarang terjadi perselihan, perbedaan pendapat yang sedikit banyak perpengaruh terhadap hubungan persaudaraan, Persahabatan, pertemanan dan lain-lain, sehingga Idul fitri 2019 ini menjadi moment yang sangat tepat untuk merekatkan dan menyambung kembali tali silaturahmi persaudaraan, Persahabatan, pertemanan yang sempat renggang kemarin pasca pesta demokrasi. 

Idul Fitri 2019 ini semoga mampu menyatukan kembali Para Tokoh Nasional, Para Politikus, Para Ulama, Para Pengusaha, tidak ketinggalan Para Jomblo dan seluruh Masyarakat Indonesia yang sempat retak akibat berselisih, bersitegang akibat berbeda pilihan saat Pilpres 2019 ini sehingga bangsa ini menjadi semakin kokoh, kuat bersatu sebuah bangsa yang adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya. 

Jokowi Prabowo Capres Cawapres Pilpres 2019
sumber gambar Jokowi Prabowo Capres Cawapres Pilpres 2019  dream.co.id


Sunday, March 17, 2019

Perbedaan Pendapat dan Argumen


Kali ini corat coret Erwin Suna membahas tentang Perbedaan Pendapat dan Argumen kondisi inilah yang saat ini pernah dan sedang kita alami, khusus di tahun politik ini, tidak jarang kita lihat banyak orang terlibat dan terjebak adu urat leher akibat perbedaan pilihan, masing-masing merasa pilihannya yang benar, sementara yang lain salah. sehingga terkadang hal ini sampai menyebabkan persahabatan menjadi renggang, persaudaraan menjadi rentan, pasangan menjadi uring-uringan dan pertemanan menjadi menjauh, iya kan ?

Perbedaan Pendapat

nah bicara soal perbedaan ada cerita menarik yang mengisahkan tentang seorang pemahat bernama Pygmalion, berikut cerita selengkapnya.

"Alkisah di sebuah pulau, hiduplah seorang pemahat bernama Pygmalion. Dia memutuskan untuk membaktikan seluruh sisa hidupnya pada bidang seni dikarenakan ketidakmampuannya menemukan wanita yang sesuai dengan impiannya. Sebongkah batu pualam murni didatangkan ke studionya, dan dari batu itu ia memahat dan jadi sebuah karya yang menyerupai seorang wanita cantik dengan wajah cerah rambut hitam terurai tanpa uban - sebuah sosok yang menggambarkan segala sesuatunya yang dianggapnya cantik menurut dirinya. 



Pygmalion begitu mencintai ciptaannya, sehingga dia berdoa kepada Dewi Aphrodite untuk membantunya menemukan wanita yang menyerupai kecantikan pahatannya itu. Namun, Dewi Aphrodite sadar bahwa hanya patung itulah yang benar-benar mirip dengan gambaran mental yang ada di benak Pygmalion tentang kriteria wanita yang cantik menurut dirinya. Tidak akan ada yang bisa memuaskan Pygmalion kecuali patung itu sendiri. Oleh karena itu Dewi Aphrodite memberikan nafas kehidupan pada patung tersebut. Pygmalion menamai wanita dari pualam tersebut Galatea dan menikahinya, menikahi karya ciptaannya sendiri"

Pygmalion bukanlah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki standar kriteria berbeda tentang apa yang pantas disebut cantik atau tidak cantik. Kita semua masing-masing memiliki keyakinan apa yang disebut sebagai cantik, pintar, bagus, baik, benar, salah, sopan, tujuan baik dan sebagainya. 

Dalam beberapa hal terkadang kita mirip dengan Pygmalion. Kadang dengan sengaja, dan seringkali tanpa disadari, kita mengilhami dunia di sekeliling kita dengan gagasan kita sendiri mengenai bagaimana dunia itu, atau bagaimana sebaiknya dunia berjalan. Setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain, apa yang kita sampaikan adalah ungkapan, manifestasi dari keyakinan yang mencerminkan gambaran pribadi tentang dunia kita tentang dunia. Seperti halnya Pygmalion, bila anda piawai berkomunikasi maka anda pun berusaha menanamkan keyakinan atau standar anda ke dalam diri lawan bicara anda. 
Perbedaan Pendapat

Perbedaan Pendapat dan Argumen

Banyak orang yang kadang berperilaku seperti Pygmalion. sering kita jumpai Seseorang yang  menilai sesuatu dengan standar dirinya, jika tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan atau pikirkan maka cenderung menilai orang lain salah dirinyalah yang benar, padahal kalau kita benar bukan berarti orang lain salah, terkadang itu disebabkan karena sudut pandang dan pengetahuan yang berbeda saja yang menyebabkan Perbedaan Pendapat dan Argumen.

Demikian juga dalam kehidupan sehari hari terkadang Orang tua pun dalam mengasuh anak seringkali memaksakan model dunianya ke dalam kehidupan anaknya. Melupakan bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kriteria masing-masing mengenai model dunianya. Intinya, alih-alih menawarkan fleksibilitas, mereka justru membelenggu model dunia orang lain dengan model dunianya sendiri. Seolah orang lain dan anak harus menjadi kloning dirinya.

untuk itu seyogyanya Perbedaan Pendapat dan Argumen tidaklah sampai menjadikan rengangnya persahabatan, putusnya persaudaraan, saling menghargai dan memahami Perbedaan Pendapat dan Argumen akan membuat hidup lebih damai dan nyaman. 


PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi puti...