Tuesday, May 26, 2020

PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi putih selama berbulan bulan, menggarap lahan, menyemai bibit, dan memupuk serta merawat nya hingga panen..


Telah diperhitungkan waktu panen saat ramadhan menjelang lebaran, karena biasanya pengalaman tahun tahun sebelumnya sayuran dihargai lebih tinggi..

Qadarullaah.. terjadi pandemi.. hati petani resah, setiap hari mencari informasi tentang perkembangan kondisi, dan ternyata berhembus kabar bahwa pemerintah melakukan pencegahan penyebaran dengan melaksanakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Petani ini adalah salah satu suplier sayuran ke pasar induk di Jakarta , namun dengan psbb tak ada lagi aktifitas jual beli kesana. Hatinya semakin gundah.. terbayang panen kali ini tak bisa di jual sesuai ekspektasi.

Tengkulak berkeliaran, menawarkan "solusi" ,membeli semua hasil panen namun dengan harga murah.

"Kami cuma mau bantu aja, sebenarnya belum tau juga mau jual kemana, orang ga boleh kemana-mana, ya..itu sih terserah kalo mau(jual) silahkan, kalo ga mau ya gapapa.. kita kasian aja..sayuran ga di panen kan sayang.."  bujuk tengkulak menekan. Harga.

Petani bimbang.. harga beli tengkulak ga masuk akal seandainya setara dengan modal pun sudah rugi tenaga dan waktu, apalagi ini dibawah modal, ruginya banyak...

Teman teman petani ini banyak juga yang akhirnya menjual ke tengkulak..

"Tuh si Acep juga jualnya ke saya, dari pada udah dipetik dibawa ke Jakarta dijalan nanti disuruh puter balik, rugi ongkos rugi tenaga mau dikemanain ntar sayurannya?" Ujar tengkulak..

Petani memilih bersabar..

"Nanti saya diskusi dulu sama orang rumah" petani berdiplomasi

"Ya ,terserah jangan lama lama ya, ntar keburu kehabisan duit saya sama yang lain.." tengkulak pakai jurus pamungkas..

"Ditunggu sampai seminggu sebelum lebaran aja pak siapa tau ada perubahan peraturan" nasihat istrinya

Tiba sepekan sebelum hari raya, keadaan tak kunjung membaik, harga sayur jungkir balik.

Betapa sedihnya petani..

Selepas shalat subuh, ia pergi ke kebun..
Sepanjang jalan ia terus bershalawat..
Tiba di kebun, ia lepaskan pandangan ke hamparan sayur yang subur,segar dan menghijau. Butiran airmata menetes membasahi pipinya, disentuhnya daun daun sawi itu lembut seraya, berdoa kepada Allaah swt.

"Ya Allaah, Engkau menjadi saksi hamba sudah maksimal ikhtiar, mohon berikan hamba ampunan dan rahmatMu.. jika sekira dosa dosa hamba menjadi penghalang datangnya rezeki mu ampuni lah hambaMu ini ya Allaah.. berikanlah kami rahmatMu petunjuk agar kami tak salah langkah.. ya Allaah.. beri hamba kekuatan dan ketenangan menghadapi takdir ini..hamba percaya tak ada yang sia sia atas segala ciptaanMu."  Doa petani pagi itu diantara pohon pohon sayur..

Dilihatnya berita dari handphone, kabar tentang betapa banyak orang yang tak punya meski hanya untuk sekedar makan. Mereka tak mampu beli lauk atau sayur.. padahal biasanya mungkin merekalah konsumen petani selama ini .

=>Titipan ngelapak <=
M-BIOPRO

==>> Dapatkan M-BIOPRO, Klik DISINI <<==

Dan siapakah yang mampu menggerakkan hati, tangan dan langkah petani yang kemudian memiliki keyakinan untuk menjual semua sayuran itu hari ini.. iya, beliau menjual semua sayurnya bukan kepada manusia, melainkan kepada pemilik rezeki pecipta manusia. Di tutupnya portal berita setika itu juga, dan dengan mantap ia berkata "Wahai Allah aku akan jual semua sayuran ini kepadaMu, jika semua pasar tak mampu membeli dengan harga yang pantas, maka aku yakin hanya Engkaulah yang sanggup membayar dengan harga terbaik, akan aku panen semua sayuran ini dan aku akan anterkan pada mahlukMu yang membutuhkannya, aku mohon ya Allah terimalah amal kami.." seru petani sambil berderai airmata..

Matahari belum terlalu tinggi ini ramadhan hari ke 26 besok hari ke 27, di waktu duha diantarnya segerobak penuh sayur ke pesantren disekitar tempat tinggal petani .

"Ambillah, semua sayuran ini sudah di bayar, saya hanya diminta mengantarkannya kesini" jawab petani ketika ditanya berapa harga semua sayur tersebut.

Selanjutnya diantar ke Rumah Sakit, ke Puskesmas, ke mesjid, ke kampung pemulung, ke tetangga- tetangga, yang mampu apalagi yang kurang mampu, ke rumah para assatidz ,sampai ke balai desa.

Menjelang magrib baru selesai prosesi kurir sayuran dikerjakan.

Selepas shalat magrib dan berbuka ,badan petani terasa amat kelelahan, kakinya pegel pegel, sakit semua. Namun entah bagaimana hatinya bahagia, tak ada sedih, tak ada kuatir,tak ada penyesalan atas "kekonyolan" yang ia kerjakan bersama keluarganya seharian ini

Sore itu entah ada berapa ratus perut yang terisi dengan menu sayuran yang sehat, dan setiap pemilik perut tersebut berdoa dan bersyukur kepada Allaah.. doa mereka hampir sama "semoga Allah , membalas kebaikan siapapun yang memberi sayuran ini dengan kebaikan dan keberkahan yang berlimpah"

Barangkali itulah asbab ketenangan jiwa yang dirasakan petani..

Tak ada serupiah pun yang ia bawa meski seluruh "dagangannya" habis terjual hari ini..

Hingga keesokan harinya tiba tiba seseorang menghubunginya via Wa, dari nomor yang tak ia kenal..

"Pak Ade, saya Imron kita belum pernah jumpa tapi saya mendengar tentang bapak dari pak Kades tadi siang, katanya bapak panen sayur lalu dibagikan gratis ke warga, kalo boleh saya ingin menitipkan infaq kebetulan ini bulan Ramdhan , mungkin Tak banyak, namun semoga bermanfaat untuk membeli benih dan pupuk agar bapak bisa tetap bertani setelah ini..bisa saya minta no.rek bapak?"

Demikian isi pesan di what's up yang diterima petani

Kawan jika ditaksir tengkulak seluruh kebun dihargai 1,5 juta.

Padahal modalnya 3.5 juta rupiah.. panen diharapkan pak tani mendapat 5 juta rupiah.

Namun karena dijual kepada Allah maka harganya diberi harga terbaik ...dibayar dua kali lipat yaitu mnjd Rp.10.000.000,-

dan masih ada harapan balasan pahala surga insyaallaah..

Ibarat petani, sebenarnya kita semua juga bs memiliki peluang yang sama.

Sungguh jual beli yang tak akan pernah menemukan kata rugi adalah berjual beli dengan Rabb kita Allaah SWT.


“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti menanam sebuah biji, yang darinya tumbuh tujuh tandan,” (Surat Al-Baqarah ayat 261).

Copas : grup expegawai

Sunday, April 26, 2020

TERAPI MEMAAFKAN "SELF HEALING"



"SEMAKIN CEPAT ANDA MEMAAFKAN, SEMAKIN MUDAH ANDA MELUPAKAN"
Memaafkan memang sesuatu yang berat, tetapi lebih berat lagi jika anda tidak mampu memaafkan, selamanya anda akan merasa marah, benci, sakit hati dll, hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap Kesehatan anda, Bisnis anda dan Bahkan Karir Anda.

Memaafkan adalah salah satu cara yang ampuh untuk menyelesaikan unfinished business dalam diri kita, khususnya jika hambatan psikis yang kita alami terjadi karena peran orang lain. Meski begitu, memaafkan bukan hanya untuk orang lain, akan tetapi juga yang lebih sering untuk diri kita sendiri. 
Berikut beberapa alasan kenapa orang tidak mau memaafkan

1. Merasa menjadi korban, merasa  diri sendiri 100% benar dan orang yang menyakiti 100% salah
Ketika kita tidak memaafkan orang yang menyakiti kita di masa lalu, maka kita tidak berfokus pada perasaan tersakiti dan ilusi bahwa kita menjadi korban kehidupan. Seseorang sulit memaafkan karena ia merasa menjadi korban. Ketika seseorang merasa menjadi korban, maka ia mengesampingkan peran serta bahwa dirinya juga memiliki peran dari terjadinya peristiwa yang dialami dan peran serta pemaknaan terhadap peristiwa tersebut. Memaafkan adalah menerima keadaan yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi.

2. Merasa rugi kalau memaafkan
“kok enak dia yang menyakiti aku, membuat aku menderita bertahun-tahun, tapi kok aku di suruh memaafkan…”.

Sebenarnya siapa yang rugi kalau kita belum memaafkan orang lain? Yang rugi adalah kita sendiri! Orang yang menyakiti kita mungkin sudah melupakan apa yang ia lakukan kepada kita, akan tetapi kita masih berkutat dengan pengalaman yang kita maknai buruk tersebut, sehingga hal ini menguras pikiran dan emosi. Kita menjadi tidak enak makan, tidak nyenyak tidur, tidak tenang pikirannya.

3. Tidak tahu caranya memaafkan
Beberapa orang tidak tahu bedanya antara memaafkan dan melupakan. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin melupakan peristiwa buruk yang menimpa mereka. Faktanya kita tidak pernah bisa melupakan apa yang pernah terjadi pada kita. Terlebih pengalaman yang masih mengandung muatan emosi negatif yang kuat. Ia akan selalu naik ke kesadaran kita, meskipun kita tekan pikiran ini, ia akan muncul melalui mimpi, lamunan maupun terproyeksi melalui kata-kata, perbuatan dan sikap kita. 

Uring-uringan berlebihan terhadap masalah yang kecil, adalah salah satu contoh manifestasi dari masalah dalam diri seseorang yang belum terselesaikan dan sedang di tekan. Ia muncul dalam bentuk lain dengan sasaran yang tidak relevan. Untuk itulah menjelaskan kepada klien tentang memaafkan menjadi sangat penting. 

Memaafkan bukan melupakan. Memaafkan adalah menerima peristiwa atau situasi di masa lalu sebagai pengalaman yag tidak terpisahkan. Memaafkan juga berarti menghilangkan perasaan negatif terhadap suatu peristiwa maupun seseorang, tetap bisa mengingatnya namun tidak lagi merasa “sakit”. 


4. Tidak tahu kalau belum memaafkan
Tidak semua orang tahu bagaimana cara memaafkan yang benar. Ada seorang klien yang mengatakan kepada saya bahwa ia sudah memaafkan setulus hati suami yang pernah menyakitinya. Bahkan sudah menerima kembali menjadi bagian dari hidupnya. Akan tetapi ia bingung, kenapa ia masih sakit hati jika teringat peristiwa di masa lalu dan selalu menyalahkan suaminya atas yang pernah terjadi. 

Ini penting! Apa bedanya memaafkan dan mengampuni? Kita di sebut memaafkan jika perasaan negatif kita terhadap pelaku sudah tidak ada. Akan tetapi kita disebut mengampuni jika kita mengijinkan lagi ia kembali pada keadaan semula sebelum peristiwa menyakitkan itu terjadi. Dalam contoh kasus diatas, klien saya sudah mengampuni suaminya, akan tetapi belum memaafkan.

5. Memaafkan dengan syarat
“Saya akan maafkan jika ia sudah berubah”, “saya akan maafkan kalau dia meminta maaf duluan”, “saya maafkan kalau dia sudah membayar uang yang di curinya”.

Memaafkan bukan tentang orang lain, melainkan tentang diri kita sendiri. Jika kita menunggu orang lain berubah baru kita memaafkan, apakah hal tersebut tidak terlalu berat? Untuk berubah membutuhkan kesadaran dan tekad yang kuat. Apakah orang yang kita syaratkan tersebut akan mau berubah? Kalaupun mau apakah ia akan benar-benar melakukan dan konsisten dengan perubahannya? Tentu ini menjadi tidak relevan jika kita jadikan syarat untuk kita memaafkan. 

Kita bisa saja memaafkan orang lain dengan segala kondisinya saat ini, karena memaafkan adalah untuk kebaikan kita sendiri. Kita boleh saja berharap orang tersebut berubah, akan tetapi kita tidak bisa memaksanya, biarkan Tuhan yang menentukan.

Ketika suatu pengalaman negatif dimaknai secara positif dan akhirnya berubah menjadi positif atau paling tidak, netral. Maka ia tidak lagi menjadi fokus perhatian pikiran kita, dan tentu saja kita bisa melanjutkan hidup kita dengan berganti fokus kepada yang lebih positif.

Bagaimana menurut Anda?

Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

Hiu Kecil itu ternyata Covid -19, Tahu kenapa..?, ini dia jawabanya..


APABILA alam terkembang ialah guru, sehingga di sekitar kita terdapat banyak kisah-kisah yang menginspirasi. Salah satu di antaranya ialah pelajaran bernilai yang ditemukan penangkap ikan Jepang yang kerap menangkap ikan salmon. Kisah itu menjadi kisah motivasi yang melegenda, dikisahkan turun-temurun, serta membuat spirit dan karakter bangsa Jepang agar kuat mental dan tangguh.

Di negeri sakura itu, ikan salmon akan terasa nikmatnya saat diolah dalam keadaan hidup. Sejak lama, para nelayan menangkap ikan itu di sekitar perairan Korea. Demi menjaga agar ikan itu tetap hidup saat dibawa ke daratan, para penangkap ikan lalu membawa kontainer atau kolam di kapal lalu menyimpan seluruh ikan salmon tersebut. 

Herannya, saat sampai di pelabuhan terdekat, hampir seluruh ikan salmon itu dalam keadaan mati. Para penangkap ikan lalu memutar otak. Mereka mengontak para ahli yang berusaha memecahkan misteri itu. Berbagai inovasi bermunculan. Mulai dari menyediakan makanan ikan, hingga mengatur gelembung udara di dalam kolam. Namun, seluruh inovasi itu gagal. Ikan salmon itu tetap saja mati. Suatu hari, ada satu kapal yang sukses membawa sekolam ikan salmon yang tetap hidup. Para penangkap ikan heboh, lalu berusaha menemukan penjelasannya. 

Ternyata, rahasianya ada pada seekor anak ikan hiu yang dimasukkan ke kolam itu. Ukuran hiu itu terlampau kecil sehingga tak mungkin memakan ikan salmon. Akan tetapi, keberadaan seekor hiu kecil itu menjadikan seluruh salmon ketakutan. Mereka terus bergerak untuk menghindar. Saat ikan hiu itu mendekat, seluruh salmon akan segera menjauh. Mereka berusaha menjaga jarak agar tak terlalu dekat bersama predator itu. 

Ternyata pergerakan salmon yang selalu menghindar itulah yang menjadikannya tetap hidup. Para salmon itu dalam keadaan was-was dan khawatir sehingga nalurinya untuk bertahan hidup bangkit. Apabila tak ada hiu, sehingga para salmon itu cuma diam di tempat hingga akhirnya perlahan kehadapatn oksigen dan mati. Tapi ketika hiu muncul, para salmon itu bergerak lebih aktif, berusaha kabur, sehingga mereka tetap hidup. 

===    Titipan lapak  ===
M-BIOPRO Herbal Probiotik Solusi 1001 Penyakit
M-BIOPRO Herbal Probiotik Solusi 1001 Penyakit,
==>>   ORDER KLIK DISINI
  <<==

Demikianlah salah satu pelajaran dari alam semesta Kisah ini menyimpan butir-butir pengalaman bernilai. Sebagaimana salmon itu, orang akan semakin gigih berusaha saat berhadapan bersama tantangan atau ketakukan-ketakutan kecil.

Setiap tantangan akan membuat adrenalin naik yang menjadikan seseorang akan berusaha untuk mengatasinya. Proses berusaha dan bertahan itu yang akan menjadikan seseorang tetap bertahan di tengah berbagai kondisi. Dia akan tetap hidup sebab dirinya selalu bergerak untuk mengatasi masalah Kehidupan serupa kolam berisi ikan salmon itu.

Tanpa ada tantangan, sehingga orang akan berada dalam zona nyaman, hingga tak sadar kalau berbagai masalah tersebut dapat mendera dan menenggelamkan peradaban. Tanpa tantangan, seseorang akan menjalani rutinitas sehari-hari sehingga tak sadar kalau kehidupannya begitu-begitu saja dan membosankan, sehingga pada satu titik seseorang dapat terpuruk Saya teringat tulisan sejarawan Arnold J Toynbee tentang dinamika Toynbee hendak menjelaskan tentang peradaban yang bertahan dan peradaban yang punah. Katanya, seluruh peradaban mengadapi tantangan. Cuma yang dapat menemukan cara kreatif untuk menghadapi tantangan, serta berselancar di tengah perubahan, yang akan keluar sebagai pemenang. Apabila salmon itu ialah pengibaratan dari diri kita, sehingga tak ada jalan lain.

Demi mengoptimalkan seluruh potensinya, sehingga kita pun harus terbiasa menghadapi tantangan. Kita harus berani menantang diri kita agar kelak dapat berjalan selaras bersama kehidupan, dan memaksimalkannya untuk menguatkan diri kita. Semakin banyak masalah, semakin banyak tantangan, pengalaman bertempur kita akan semakin terasah.

Apabila kemampuan mengatasi masalah itu tumbuh dan mengakar dalam diri kita, sehingga kehidupan akan selalu menantang, dan membahagiakan buat kita. Masalah akan menjadi vitamin yang semakin menyempurnakan perjalanan kita. 

Apabila salmon itu dapat tetap hidup karena bergerak menghindari masalah, kita akan jauh lebih tangguh dan jauh lebih perkasa saat melalui satu demi satu permasalahan. Dan setiap kali melalui satu masalah, kita akan tersenyum dan menjadikannya sebagai satu pelajaran bernilai yang serupa tangga telah membawa kita ke posisi lebih tinggi Seluruh masalah akan menjadi guru yang terus membesarkan diri dan karakter kita.

Covid-19

Di masa Pendemi Covid-19 ini, Covid-19 secara tidak langsung menjadikan semua orang berfikir keras dan mengubah perilakunya, bagaimana agar tetap bisa bertahan hidup dan selamat dengan keadaan seadanya, yang biasanya kerja di kantor harus kerja dirumah, yang punya anak biasanya di percayakan pendidikannya ke guru di sekolah, sekarang pendidikan diselenggarakan secara online dan membuat semua orang tua harus menjadi guru sehingga tidak jarang orang tua yang mulai membuka dan membaca buku-buku parenting lagi, yang biasanya berjualan offline sekarang harus berjualan online, sehingga memaksa orang untuk belajar internet. pun demikian juga di dunia kerja, Setiap pekerjaan dikerjakan secara online dari rumah, rapat dan pertemuan-pertemuan beralih menjadi rapat online dengan google meet, Zoom dll.

Yang sebelumnya sebagian orang kurang memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya sekarang menjadi sangat perhatian, dampaknya berbagai suplemen kesehatan untuk menjaga imunitas tubuh diburu setiap orang dan dampaknya suplemen kesehatan pun menjadi barang yang paling di cari oleh setiap orang, yang jarang mandipun sekarang jadi sering mandi, minimal cuci tangan :D :D kini semua orang berusaha hidup bersih.

Bagi umat Muslim khususnya para pria, jadi sering menjadi imam sholat berjamaah bersama keluarga, bagi sebagian orang ini moment yang jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing di tempat kerja sehingga sholat masing-masing ditempat kerja.

Yah ternyata Covid-19 telah berhasil menjadi Hiu kecil yang membuat setiap manusia berfikir solusi dari zona nyaman dan mengubah perilaku dan kebiasaanya selama ini.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian alam ini, dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.

PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi puti...