Monday, May 21, 2018

Bibit Unggul dan Lahan Subur Apakah Pasti Panen?, Belum Tentu, Kenapa?..

Motivasi - Semilir Angin dan hangatnya sinar matahari membuat suasana alam pedesaan itu semakin indah, tampak hamparan padi menguning yang siap panen di sawah pinggiran perkampungan yang asri berpagar bukit-bukit hutan pinus 
yang hijau. 
Seperti pada umumnya, hampir semua penduduk desa melakukan aktifitas yang sekaligus sebagai matapencaharian dengan bertani dan bekerja disawah. Begitu juga dengan saya, sejak kecil saya terbiasa membantu orang tua bekerja disawah.   




Saat itu bapaku sudah berumur setengah baya, namun meskipun belum terlalu sepuh (sebuah untuk orang tua yang kita hormati) telah nampak banyak uban dirambutnya, maklum waktu itu kami belum mengenal herbal perawat rambut minyak kayu balitung sehingga kami apa adanya saja, namun demikian meski sudah berumur setengah baya bapaku masih sangat bugar bekerja di sawah seperti minum Bio Strong,  sedangkan umur saya baru sekitar 17 tahunan, masih duduk di SMA kelas 2 jurusan A2 (Biologi). hari itu saya libur sekolah,  setelah hampir setengah hari bekerja Saatnya bersitirahat disebuah gubug yang berada ditengah sawah, sambil menikmati kopi gula semut dan makanan kiriman ibu, Saya memulai obrolan dengan bertanya pada bapak:
Saya    : Pa, hampir setiap musim panen, harga padi menurun, sementara harga   sayuran seperti kentang, bawang hampir setiap musim panen padi   harganya melambung tinggi, kenapa kita hanya menanam Padi dan   jagung saja pa?, padahal tanah di desa kita ini subur, airnya juga gak   pernah kering, kenapa kita gak menanam Kentang atau bawang saja   pak?

Bapak  : Ya betul, memang hampir setiap musim panen padi harga padi sedang   turun. Kenapa kita hanya menanam padi dan jagung ya karena memang   tanah di sekitar sini paling cocok di tanami padi dan jagung saja, dulu   bapak juga pernah mencoba menanam kentang dan Bawang meskipun   bisa tumbuh tapi hasilnya tidak maksimal, hasilnya kecil-kecil nak.

Saya  : kalau begitu kita tanam bawang atau kentang dari jenis benih yangunggul saja, pasti hasilnya unggul juga pa. (jawab saya berusaha     menyakinkan bapak).

Bapak  : Baiklah, kalau kamu masih penasaran, besok kita beli benih unggulan   seperti yang kamu maksud dan musim tanam depan kita akan     menanam  Bawang merah dan kentang.


==> Titipan NgeLapak <==
M-BIOPRO
==> M-BIOPRO Dapat Di Order Disini <==

Singkat cerita besok harinya kami pergi ke toko penjual benih, kami pun memilih dan membeli benih bawah merah dan benih kentang dari jenis varietas terbaik yang ada saat itu. Dan musim tanam berikutnya kami menanam kentang dan Bawang merah. Hari demi hari tanaman kami mulai tumbuh subur, daun tanaman kentang  terlihat lebat dan hijau-hjau sekali, begitu juga dengan tanaman bawang merahnya. Dan tibalah saatnya kentang dan bawang merah tersebut untuk dipanen. Pagi itu kami bergegas kesawah untuk memanen kentang dan bawang merah. Sesampainya disawah kami segera memanen tanaman kentang dengan cara mencabuti tanaman kentang satu persatu dari dalam tanah, saya mulai gelisah melihat umbi hasil panen kentangnya tampak kecil-kecil tidak seperti yang diharapkan.
Melihat wajah saya yang kurang semangat bapak saya pun mendekat, dan bertanya :
Bapak  : kenapa wajahmu nampak kurang bersemangat, nak?, bukankah kita     sedang panen kentang kan?

Saya   : (saya pun segera menjawabnya), Pa, kenapa   kentang hasil panen kita kok  kecil-kecil  yah  tidak seperti yang ada dipasar,  padahal  ditanam   dilahan yang subur,  benih pun dipilih dari benih yang unggul  tetapi  hasil   panennya kok umbi kentangnya kecil-kecil ya Pa?, padahal sekarang   harga kentang kan  sedang mahal.

Bapak  : Begini nak, Bibit yang unggul dan   ditanam di  lahan yang subur tidak   selalu menghasilkan yang terbaik,   tetapi kita harus menanam benih   unggul tersebut pada lahan yang sesuai dengan kebutuhan hara   tanaman  tersebut sehingga bisa menghasilkan yang maksimal. Kita   tahu  kentang biasa ditanam oleh petani di daerah dataran tinggi yang   tentu suhu udara dan ketersedian airnya berbeda dengan  lahan   persawahan disekitar desa kita ini.

Saya    : oh begitu yah pa (sambil mengangguk-angguk kecil).

Pembaca yang budiman, dari cerita tersebut diatas kita bisa mengambil pelajaran bahwa, tidak jarang kita menganggap benih yang unggul dan tanah yang subur selalu menghasilkan yang terbaik. Seorang atlit renang juara dunia sekalipun dia bisa berprestasi jika dikolam renang, ketika disuruh berman sepakbola tentu hasilnya berbeda. Rossy yang Seorang juara formula one ketika disuruh balap sepeda tentu hasilnya berbeda bukan?.

Orang yang pintar dan berprestasi sekalipun jika ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan kompetensinya atau bidang keahlianya maka ia tidak akan mampu memberikan prestasi terbaiknya.  Orang hanya akan berprestasi dan memberikan kontribusi yang maksimal jika ia ditempatkan dan diberikan tugas yang sesuai dengan bidang keahliannya. 
Dan ini sesuai dengan PRINSIP  "The Right Man on the Right Place" yang sangat populer di dunia manajemen. Penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat menjadi kunci sukses sebuah organisasi atau perusahaan

Sejak Saat itu saya jadi berfikir, wah meskipun bapak ku yang orang kampung ternyata cara berfikirnya hebat. dan saya yakin begitu juga dengan orang tua anda kan? 
Semoga Bermanfaat, salam

Erwin Suna

1 comment:

  1. Kereen ndan ,menginspirasi sekali..salam kenal dari saya https://aswajareformer98.blogspot.com

    ReplyDelete

PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19

Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi puti...