Saturday, May 14, 2016
Ayah, Anak dan Keledai
Ada seorang pria setengah baya bersama seorang anaknya yang masih di bawah remaja, keduanya menunggang seekor keledai yang badannya tidaklah terlalu besar. Tak lama berjalan bertemulah dengan sekelompok orang yang sedang berdiri dipinggir jalan, ada yang berkata: “Ayah dan anak itu sungguh tidak kasihan, masa dua orang menunggang seekor keledai yang badanya kecil.”
mendengar perkataan orang tersebut, sang ayah pun turun dan menuntun keledai tersebut sementara anaknya tetap duduk dipunggun kuda dan melanjutkan perjalanannya.
Tidak lama berjalan kemudian bertemu dengan sekelompok orang lainnya, salah satu orang tersebut ada yang menyela: “Anak sungguh tidak sayang orang tua, masa membiarkan ayahnya menuntun keledai sementara iya anaknya tentu memililki tenaga yang lebih kuat, semestinya ayahnya lah yang naik keledai tersebut”.
Merasa apa yang dikatan orang tersebut ada benarnya, si anak pun turun dan ganti menuntun keledai, kini giliran si ayah yang ganti menunggang keledai.
Tidak lama melanjtkan perjalanan, ada lagi yang berkata: “Bapak tak tau diri, membiarkan anak yg belum dewasa betul menuntun keledai.”
Merasa tak enak, sang ayah turun, dan kini keduanya berjalan kaki sambil menuntun keledai tanpa menungganginya.
Mereka berpikir kali ini tak akan ada yang mengkritik mereka lagi, ternyata terdengar komentar: “Ayah & anak itu sungguh tolol, ada keledai tidak ditunggang malah jalan kaki.”
Pesan Moral :
Dalam kehidupan keseharian seringkali kita menjumpai bahkan mengalami dilema seperti halnya cerita di atas, apapun yang kita lakukan selalu saja ada kritik bahkan komentar miring, ada saja yang tidak puas.
Tidak mungkin kita memuaskan semua orang, pasti ada saja orang yang menganggap kita salah. Jadi kerjakanlah sesuai hati nurani kita masing-masing.
Teruslah berusaha sekecil apapun usaha yang kita lakukan tetap ada peluang untuk berhasil, jika kita berhenti maka peluang keberhasilan justru akan hilang.
Adakalanya kita tidak selalu harus mendengarkan perkataan orang lain yang selalu mengkritik dan menyalahkan tindakan kita. Jika kita sudah mengambil keputusan yang kita rasa tepat dan terbaik, maka lakukanlah dengan kemantapan hati, karena kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Oleh sebab itu, tetaplah fokus kepada tujuan atau pencapaian yang kita inginkan.
Namun bukan berarti kita menutup telinga kita untuk mendengarkan pendapat orang lain, karena kritik dan saran dari orang lain juga dapat membangun kita untuk melakukan tindakan yang lebih baik lagi.
Karena masing-masing orang memiliki pertimbangan sendiri, maka terlalu banyak mengikuti saran orang lain akan membuat anda pusing sendiri buka, tidak perlu semua masukan orang lain diikuti, lebih baik sekarang kita ngopi dulu yuk, Kopi Gula Semut sehat bikin cetar juga menggunakan gula semut dari nira kelapa, tentu ini lebih nikmat.
Subscribe to:
Posts (Atom)
PANEN..., Air Mata PETANI saat PANDEMI COVID 19
Seorang petani di Cipanas Cianjur jawabarat, mengurus lahan pertaniannya yang ditanami sayuran kangkung cabut, bayam, caisim, dan sawi puti...
-
Erwin Suna - Ada ungkapan Life is a Choice . Hidup adalah tentang proses memilih 2 hal atau lebih yang terkadang saling bertolak belakang....
-
Motivasi - Semilir Angin dan hangatnya sinar matahari membuat suasana alam pedesaan itu semakin indah, tampak hamparan padi menguning yan...
-
Al Khair Khairutullaah atau Takdir Allah selalu yang terbaik, Pilihan Allah merupakan yang terbaik. Tidak ada kesia-siaan dalam Allah menc...